JALAN MENUJU ALLAH, KONSEP TASAWUF
http://menujugaib.blogspot.com/2014/05/jalan-menuju-allah-konsep-tasawuf.html
1. Tujuan Hidup dan Tugas Manusia serta
Permusuhan Syaithan
Tujuan hidup manusia adalah
untuk beribadah kepada Allah SWT, Sang Maha Pencipta sebagaimana difirmankan
Allah dalam Al- Qur'an Surat Adz-Dzaariyaat ayat 56 yang berbunyi "Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"
dan Surat Al-Baqarah ayat 21 yang mengatakan "Hai manusia, sembahlah
Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertaqwa". Beribadah berarti melaksanakan segala sesuatu (yang baik)
dengan semata mengharap ridla Allah. Bertaqwa artinya menjalankan segala yang
diperintahkan olehNya dan meninggalkan segala yang dilarang olehNya.
Selain itu, manusia diberi
kepercayaan oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi.
Tugas kekhalifahan ini terpatri dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 30 yang
berbunyi: "Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi'..." Kepemimpinan itu dimulai dengan memimpin
diri (hawa nafsu)nya sendiri, keluarga, dan kemudian berkembang ke memimpin
lingkungan yang lebih luas.
Kepercayaan Allah terhadap
manusia ini diprotes oleh baik malaikat maupun iblis, dengan alasan yang
berbeda. Malaikat protes karena melihat manusia suka saling berbunuhan;
sedangkan, iblis protes karena merasa dirinya yang dibuat dari api itu lebih
tinggi derajatnya dari pada manusia yang dibuat dari tanah. Setelah Allah
menjelaskan, malaikat mengikuti perintah Allah dan mengakui kekhalifahan
manusia, tetapi iblis tetap membangkang. Hal ini terlihat dari dialog antara
Allah dengan malaikat dan iblis yang terdapat dalam Al-Qur'an.
"...... Mereka (malaikat) berkata: 'Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Q.S.
Al-Baqarah: 30).
"Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman
kepada para malaikat: 'Sujudlah kamu semua kepada Adam', lalu mereka sujud
kecuali iblis. Dia berkata: 'Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau
ciptakan dari tanah?'". (Q.S. Al- Israa': 61).
Sedangkan syaithanpun tetap
bersikukuh untuk ingkar terhadap perintah Allah ini meskipun diancam dengan
Neraka Jahannam. Akan tetapi syaithan minta 'privilege' kepada Allah SWT untuk
dapat hidup terus hingga Hari Qiamat dan diberi ijin untuk membujuk manusia mengikuti
jalan sesatnya. Allah mengijinkan permintaan ini. Peristiwa ini diceritakan
dalam Al-Qur'an Surat Al- Israa' ayat:62-65:
"Dia (iblis) berkata: 'Terangkanlah kepadaku
inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau
memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar- benar akan aku
sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil'."
"Tuhan berfirman: 'pergilah, barangsiapa di
antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka jahannam adalah
balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup."
"Dan hasunglah (bawalah) siapa yang kamu
sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka
pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan
mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh Syaithan kepada mereka melainkan
tipuan belaka."
"Sesungguhnya hamba-hamba Ku, kamu tidak
dapat berkuasa atas mereka dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga".
Maka syaithanpun bersumpah
akan menyesatkan manusia dengan cara apapun dan dari jalan manapun. Hal ini
dapat dilihat dalam Al-Quran Surat An-Nisaa'ayat 118-119 yang berbunyi: "... dan syaithan itu mengatakan: 'Saya
benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah
ditentukan (untuk saya), dan saya akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan- angan kosong mereka, ..." dan Surat Al-A'raaf
ayat 16-17 yang berbunyi: "Iblis
menjawab: 'Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(ta'at)."